REVIEW PIALA DUNIA 2018 (Chapter 7)


Semifinal (Kroasia vs Inggris) dan prediksi Final (Perancis vs Kroasia)


sumber gambar: Tribunnews.com


Setelah berakhirnya laga ketat antara Kroasia vs Inggris di fase semifinal (12/07), maka kita sudah dapat segera menantikan final ALL EUROPEAN, sekaligus menerka-nerka siapa yang akan membawa pulang trofi Piala Dunia. Sebelumnya, penulis sempat mengulas bagaimana laga yang akan terjadi di semifinal antara Kroasia vs Inggris. Namun itu soal prediksi. Sedangkan kali ini, penulis sedikit menghadirkan ulasan tentang pertandingan tersebut.

Di laga ini kedua tim jelas menurunkan skuad terbaiknya, dengan gaya permainan yang berbeda. Pelatih Kroasia tetap mengandalkan permainan yang terorganisir dalam menyusun serangan. Sedangkan timnas Inggris sedikit pragmatis (namun mampu menguasai penguasaan bola) dengan operan-operan bola cepat dan berupaya untuk segera mengambil keunggulan terlebih dahulu. Hal inilah yang sempat membuat prediksi penulis nyaris benar (Inggris bisa menang jika dapat segera mengambil momentum terlebih dahulu dengan mencetak gol cepat--lihat http://deddyhuseins15.blogspot.com/2018/07/review-piala-dunia-2018-chapter-6.html), namun disayangkannya adalah mereka tidak mampu mengimbangi permainan di lini tengah dari Kroasia yang berhasil berkembang karena berupaya mengejar gol penyeimbang.

Kroasia yang tertinggal, jelas berupaya untuk menguasai permainan untuk dapat mencetak gol penyeimbang (dan menambah gol). Taktik mereka pun berjalan (berhasil mencetak gol penyeimbang) dan sampai harus berlanjut ke babak 2x15 menit. Di sanalah, Kroasia yang tetap menjaga ritme permainan berhasil mengungguli Harry Kane dkk di babak tambahan waktu tersebut. Gol Mario Mandzukic berhasil mempercepat laga ini berakhir tanpa harus berlanjut ke babak adu penalti seperti di fase-fase sebelumnya.

Mengenai permainan secara garis besar, Kroasia di pertandingan ini kembali menunjukkan hebatnya mentalitas para pemainnya yang sanggup terus berjuang lebih dari 90 menit. Susunan pemain dan taktik pergantian pemain juga sangat dipersiapkan untuk menghadapi lawan yang memiliki pemain-pemain yang sanggup berduel dengan permainan terbuka (hanya memasang 3 bek). Pertarungan di lini tengah sebenarnya terasa di laga ini. Kroasia dengan pemain-pemain tengahnya yang berkualitas, tak ragu untuk menusuk ke pertahanan lawan dari kaki Rakitic dan Modric. Sedangkan Inggris memiliki pemain petarung di lini tengah. Namun dalam hal penyerangan mereka sering mengandalkan aliran bola ke sisi lapangan (winger) lalu bola akan diupayakan untuk di-drive atau di-crossing ke dalam kotak penalti. Gaya permainan ini sudah menjadi khas mereka mengingat komposisi lini tengah mereka sangat memungkinkan untuk menggunakan taktik tersebut. Hanya saja mereka masih kesulitan dalam menghadapi tim yang punya kreativitas tinggi di lini tengah seperti Kroasia dan juga Belgia. Karena organisator di lini tengah Inggris kurang berjalan baik. Terlalu mengandalkan permainan di sisi lapangan membuat mereka tidak terbiasa menguasai bola di area tengah. Bola sering dialirkan ke sisi lapangan lalu di-cross ke dalam kotak penalti agar Kane dapat menyundul bola. Strategi semacam ini akan semakin terlihat ketika mereka sedang tertinggal atau kebobolan—termasuk sedang mencari gol.

Menariknya, di pertandingan ini kembali menghadirkan pertandingan yang mendebarkan karena keduanya jelas sama-sama pantas untuk bertemu dengan Perancis (yang sudah lolos terlebih dahulu dengan mengalahkan Belgia) di partai puncak. Hanya saja Kroasia lebih beruntung dan terlihat lebih siap untuk dapat melaju jauh dibandingkan Inggris. Hasil di pertandingan tersebut sudah cukup menjelaskan seperti apa Kroasia maupun Inggris. Kroasia secara mentalitas sudah sangat matang, memiliki pemain-pemain yang jam terbangnya sangat tinggi di klub-klubnya (yang notabene klub-klub di luar negera Kroasia), dan meratanya kekuatan skuad di setiap lini, serta permainan trengginas baik dalam bertahan maupun menyerang (tak segan untuk mengalirkan bola langsung ke depan untuk memanfaatkan kemampuan Mandzukic dan Perisic).

Sedangkan untuk timnas Inggris, melaju ke fase semifinal sudah merupakan hasil yang fantastis dengan skuad yang penuh rombakan dari penjaga gawang sampai penyerang. Sehingga, bukanlah hasil minor bagi mereka dalam perjalanannya di Piala Dunia 2018. Harapannya adalah mereka memiliki kesempatan besar untuk membawa kembali separuh dari skuad ini (dengan rombakan sedikit karena faktor usia atau penurunan kualitas) ke Piala Dunia 2022 di Qatar. Mereka sudah memiliki mentalitas yang bagus di gelaran Piala Dunia tahun ini dan itu bisa menjadi modal bagi mereka untuk menularkannya ke generasi skuad berikutnya. Setidaknya pencapaian ini bisa menunjukkan bahwa kualitas liga domestiknya yang telah dikenal sangat kompetitif tersebut juga dapat berdampak positif untuk perkembangan pemain-pemain Inggris. Kejelian memanggil pemain-pemain yang sedang on-fire di liga juga membuat Inggris mampu memiliki ritme bagus dalam menjalani setiap laga dengan keyakinan besar untuk meraih hasil maksimal.

_-_

Demikian ulasan tentang laga terakhir di fase semifinal. Kini, kita langsung mengarahkan fokus ke laga yang sangat penting. Yaitu final Piala Dunia 2018 yang mempertemukan Perancis dan Kroasia. Di laga ini sangat menarik. Karena mempertemukan dua tim dengan kompleksivitas tinggi di skuadnya masing-masing. Meskipun, Perancis akan lebih diunggulkan untuk memenangkan laga ini, dibandingkan Kroasia.
Secara permainan, timnas Perancis sudah menghadapi banyak timnas yang memiliki karakteristik tertentu sebelumnya. Mereka pernah menghadapi tim yang solid dalam bertahan seperti Uruguay. Mereka juga pernah menghadapi tim yang tampil terbuka seperti Argentina. Dan mereka sudah jauh lebih baik ketika menghadapi Belgia—terlepas dari skor yang ‘hanya’ 1-0. Melawan Belgia adalah bukti sah Perancis telah menghadapi tim yang cukup komplek dalam bermain. Belgia memiliki keunggulan di lini tengah dan depan, mirip dengan Kroasia yang juga memiliki kekuatan di lini tengah maupun di lini depan. Bedanya, lini tengahnya Kroasia mampu menjaga ritme permainan (di tengah lapangan), karena penguasaan bola dipercayakan kepada Ivan Rakitic dan Luka Modric. Sedangkan Belgia, lebih ‘tunduk’ pada permainan Eden Hazard yang menginginkan bola untuk dominan dikuasainya (aliran bola lebih banyak di area depan kotak penalti lawan) dibandingkan dikuasai oleh Kevin De Bruyne (yang sedikit lebih jauh posisinya dari kotak penalti lawan). Sehingga soal agresivitas permainan, Perancis menemukan permainan Belgia lebih agresif dibandingkan Kroasia. Meskipun Kroasia tak menutup kemungkinan untuk melepaskan bola-bola jauh ke depan. Inilah yang nantinya patut dinantikan bagaimana kesiapan lini belakang Perancis dalam menghadapi serangan cepat Kroasia—yang dapat terjadi karena Kroasia juga tak segan untuk bermain tertutup menunggu bola di daerah sendiri.

“Apakah di sini kemudian Pavard dan Lucas Hernandez dapat leluasa overlap ke depan?”

“Mampukah lini tengah Perancis kembali tampil solid dalam bertahan seperti saat bertemu dengan Belgia?”

Dua hal ini (menurut penulis) dapat menjadi kunci dari bagaimana nanti Perancis dapat mengalahkan Kroasia. Selain tentang bagaimana trio Mbappe-Giroud-Griezmann dapat menaklukkan 4 defender Kroasia yang dua di antaranya mampu tampil garang dalam menjaga pertahanan di depan Subasic.

Lalu bagaimana dengan Kroasia? Mereka akan tetap bermain seperti gaya mereka yang tidak malu untuk bertahan cukup dalam demi menjaga pertahanan—seperti saat menghadapi Rusia (contohnya saat babak extra time). Suatu hal yang lebih baik dibandingkan Belgia yang seringkali ingin segera keluar dari tekanan di saat lawan yang seperti Perancis ini sangat berbahaya dalam membangun serangan—termasuk serangan balik. Kroasia jelas harus jeli dalam melihat situasi permainan dari lawan. Karena, Perancis selalu berbahaya dalam membangun serangan. Di situasi lainnya, Perancis juga akan menyulitkan strategi menyerang Kroasia jika mereka (Perancis) sudah unggul terlebih dahulu.

“Lalu, apakah pertandingan ini akan berjalan panjang sampai babak adu penalti?”

“Atau permainan Perancis yang penuh taktik akan dapat mengakhiri perlawanan alot Kroasia?”

Jika mengarah pada prediksi hasil pertandingan final ini, maka penulis akan cenderung berpendapat bahwa Perancis akan menjadi pemenangnya. Catatannya, apabila mereka mampu mencetak gol (dengan perbaikan kerja sama trio penyerang mereka dan penyelesaian akhir yang efektif) dan menahan serangan Kroasia (dengan kerja sama tim).

Perancis 55%
Kroasia 45%

Kroasia akan punya peluang menang jika mereka mampu menahan serangan sporadis Perancis selama mungkin (sampai 90 menit)—karena mereka sudah punya pengalaman mengakhiri laga dengan perpanjangan waktu. Otomatis mental dan stamina mereka sudah punya persiapan untuk kemungkinan hal itu terjadi lagi di laga terakhir di Piala Dunia ini.

So, let’s enjoy this big match, guys!
Eits, jangan lupa sedia camilan sebanyak-banyaknya ya... hehehe....


suporter Perancis (Bola.net)
suporter Kroasia (MataMata.com)

Comments

Popular Posts