Seperti Cinta Mati

sebuah puisi dari jeritan hati pecinta bola yang melihat saudara beda warna baju sering berguguran di medan perang yang dibuat sendiri



Kau berani terluka
Berdarah, bahkan kehilangan nyawa.
Apakah itu yang namanya suka?
Atau cinta?

Bolehlah hatiku jatuh cinta
Walau tanpa balasan setimpal.
Asalkan kedua mataku,
tetap melihat senyum si jelita.

Bagiku, cinta itu seperti air laut;
Ada pasang dan surut.
Jadi apa guna kita berjuang atas nama cinta,
Jika nyawa melayang menimbulkan petaka.

Cinta tak harus mati.
Kalau aku mati, siapa yang akan mencintainya?
Kalau aku mati, siapa yang akan mengelukannya?
Kalau aku mati,
siapa yang akan menulis kisahnya?

Aku tak akan menyia-nyiakan jam tidur orangtuaku
Hanya untuk mendengar kabar kematianku.
Padahal, mimpi mereka melihat pohon mangga.
Bukan segunduk tanah bernisan nama anaknya.

Bercintalah seperti ombak; terkadang menerjang karang dengan keras, terkadang dengan lembut.
Sama seperti cintaku
Seolah-olah hanya untuk satu bidadari.
Hanya untuk bukti punya cinta
Seperti cinta mati; tapi tak sampai mati.




Deddy Husein S
Malang, 25-09-2018
Turut berduka cita atas meninggalnya (lagi) suporter sepakbola Indonesia.

Comments

Popular Posts